Temperamen
Temperamen merupakan gabungan dari ciri-ciri pembawaan yang secara tidak sadar
mempengaruhi tingkah laku seseorang. Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani, mengemukakan teori yang menyatakan bahwa pada dasarnya ada 4 temperamen dasar. Tetapi tidak ada seorangpun yang hanya mempunyai satu tipe temperamen, itulah sebabnya semua orang memiliki gabungan temperamen, meskipun biasanya ada satu tipe temperamen yang paling menonjol daripada yang lainnya. (LaHaYe, 1971). Empat Temperamen Dasar antara lain: sanguin, kolerik, melankolik, dan flekmatik.
Sanguin
Seorang yang memiliki temperamen sanguin selalu riang menganggap segala sesuatu yang dan penuh pengharapan, menganggap segala sesuatu yang dihadapinya sebagai amat penting. Ia ingin menepati janji-janjinya. Ia amat luwes, pandai bergurau, hangat, bersemangat, lincah, dan memiliki banyak teman. Ia dapat menerima segala keadaan, dan keputusan-keputusannya lebih banyak ditentukan oleh perasaan daripada pemikirannya, orang sanguin memiliki kemampuan luar biasa untuk menyukai dirinya sendiri dan biasanya ia menularkan sifatnya yang hangat itu. Ia tidak pernah kehabisan kata-kata, sering berbicara dahulu sebelum berpikir, dan dengan sifatnya yang tulus dan terbuka membuat orang-orang tidak melawan atau menolak dia. Tipe ini sangat cocok untuk menjadi salesman, pekerja rumah sakit, guru, ahli bicara, aktor, ahli pidato, dan pemimpin yang baik.
Kolerik
Temperamen kolerik yang keras adalah penuh semangat, bertindak cepat, aktif, praktis dan kemauan keras. Seringkali merasa puas dengan dirinya sendiri dan tidak perlu bergantung pada orang lain, tegas dan berpendirian teguh, mudah membuat keputusan baik untuk diri sendiri atau orang lain. Tipe ini penuh aktivitas yang mempunyai sasaran, ia tidak akan terombang-ambing karena tertekan oleh apa yang dipikirkan orang lain, kurang menghargai karya seni yang tinggi, perhatiannya hanya pada nilai-nilai kehidupan yang mendatangkan faedah.
Melankolik
Temperamen melankolik mempunyai sifat analitis, rela berkorban, berbakat, perfeksionis, dan emosi yang sangat sensitif, dapat menikmati karya seni yang tinggi. Ia tidak mau mengajukan diri untuk menemui orang-orang, tetapi cenderung membiarkan orang datang padanya. mungkin tipe ini paling dapat dipercayai karena cenderung mencapai kesempurnaan sehingga tidak mengabaikan pekerjaan. Sekali ia telah memilih pekerjaan, cenderung untuk sangat teliti dan tekun dalam mencapai tujuannya. Tipe ini kebanyakan adalah seniman, musikus, penemu, ahli filsafat, pendidik dan ahli teori.
Flegmatik
Temperamen yang tenang, dingin, lamban, santai dan stabil. Ia sukar marah dan meluapkan tertawanya, karena ia selalu mengendalikan emosinya. Ia mempunyai perasaan yang jauh lebih dalam dari yang nampak pada wajahnya, mempunyai kemampuan menghargai karya seni tinggi, dan hal-hal baik dalam kehidupan.
Ia memiliki ingatan yang baik kuat, dan sering pandai menirukan sesuatu. Biasanya sangat segan melakukan kegiatan di luar hal rutin yang dilakukan setiap hari. Tetapi jika ia didorong bertindak, akan terbukti bahwa ia paling efisien dan memiliki kemampuan hebat. Umumnya tipe ini adalah diplomat, akuntan, guru, pemimpin, ahli ilmu pengetahuan, pekerja yang baik dalam bidang yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan jika ingin mencoba menelaah temperamen Faktor yang terpenting adalah bahwa watak seseorang tidak hanya terbentuk dari satu temperamen saja. Sebab orang tua kita bahkan kakek nenek ikut ambil bagian dalam pembentukan watak kita, jadi setiap orang pasti akan berupa gabungan dua temperamen dan kadang bahkan tiga temperamen sekaligus. Semua orang memperlihatkan ciri-ciri perwatakan lebih dari satu temperamen. Namun, temperamen yang satu umumnya lebih menonjol daripada yang lain. Misalnya, seorang yang bertemperamen sanguin - kolerik mungkin terdiri dari campuran 60% sanguin dan 40% kolerik. Seorang yang bertemperamen Melankolik – kolerik mungkin terdiri dari campuran 70% melankolik dan 30% kolerik. Juga mungkin bahwa temperamen seseorang terdiri dari campuran 50% flegmatik, 30% sanguin dan 20% melankolik.
Semakin menonjol suatu temperamen, semakin mudah untuk menetapkan diagnosa dari pribadi yang bersangkutan. Di dalam proses rekrutmen khususnya di bidang penjualan, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yulianto (1995) sepatutnya perusahaan mengutamakan para calon tenaga penjualnya yang memiliki temperamen Sanguin-Kolerik. Mereka cenderung berprestasi lebih dibandingkan dengan yang lainnya. Secara kumulatif hal itu akan meningkatkan prestasi kerja atau kinerja perusahaan. Hal itu disebabkan mereka memiliki sifat-sifat panadai bicara, hangat, pantang menyerah, dan handal (Yulianto, 1995).
Keberhasilan PT. Astra International dalam memasarkan mobil kepada konsumen tidak
dapat terlepas dari peranan tenaga penjual, karena tenaga-tenaga penjual inilah yang secara langsung berhubungan dengan konsumen yaitu sejak mengkomunikasikan (memperkenalkan) keberadaan mobil baru, mempengaruhi pembelian, proses transaksi hingga pelayanan purna jualnya. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut, tenaga penjual umumnya menggunakan komunikasi yang berupa wawancara atau interview untuk mengenal konsumen lebih dekat.
Pada wawancara atau interview ini, masing-masing tenaga penjual memiliki kemampuan yang tidak sama. Hal ini tidak lepas dari tampilan tingkah laku atau temperamen masing-masing tenaga penjual dalam melaksanakan personal selling kepada konsumen. Secara lebih khusus tenaga penjual yang bertemperamen Sanguin-Kolerik memiliki prestasi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain (Yulianto, 1995).
Kompensasi
Suatu cara untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui kompensasi George & Jones, 2000). Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Bila kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk berprestasi dengan lebih baik guna mencapai sasaran organisasi dan pribadinya. Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat (Handoko,1991).
Keadilan kompensasi dapat membuat tenaga penjual lebih terpuaskan dan termotivasi dalam bekerja yang pada akhirnya berdampak positif terhadap prestasi kerjanya (Handoko,1991). Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Robbins (1989) bahwa jikalau tenaga kerja mempersepsi upaya-upaya mereka dinilai secara akurat, dan jikalau mereka kemudian mempersepsi bahwa kompensasi (rewards) yang mereka nilai terkait dengan evaluasi mereka, maka organisasi atau perusahaan akan dapat mengoptimalkan sarana-sarana pemotivasian organisasi mulai dari evaluasi dan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur pemberian kompensasi atau penghargaan. Dengan kata lain, kompensasi atau penghargaan akan menghasilkan prestasi kerja dan motivasi kerja yang tinggi apabila (1) dipersepsi cukup adil oleh tenaga kerja, (2) dikaitkan langsung dengan prestasi kerja, dan (3) sesuai dengan kebutuhan dari tiap individu.
Karier dikenal sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang
dipegangnya selama kehidupan kerja. Menurut Handoko (1991), jenjang karier adalah pola pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk karier seseorang. Individu yang kompeten dalam mengelola karier dan yang memiliki sasaran dan rencana yang baik untuk mencapainya, tampaknya lebih banyak memiliki motivasi untuk berprestasi dan lebih memiliki tujuan dibanding orang lain. Mereka lebih bermanfaat bagi organisasi dan mereka sendiri memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil.
Perusahaan yang menyediakan kesempatan yang memuaskan untuk maju dalam karier dapat mendorong tenaga penjual bekerja lebih baik untuk mencapai prestasi dengan harapan memperoleh kesempatan untuk naik jabatan (Handoko,1991). George & Jones (2000)
menyatakan bahwa satu aspek dari pekerjaan yang sangat memotivasi para tenaga kerja tidaklah terlalu terkait dengan pekerjaan yang dimiliki saat ini melainkan pada rangkaian perkerjaan yang diharapkan oleh tenaga kerja tersebut dalam sepanjang kariernya. Jenjang karier yang ada (career opportunities) dari suatu pekerjaan atau serangkaian pekerjaan merupakan sumber motivasi yang sangat penting bagi banyak orang untuk makin berprestasi lebih tinggi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Di dalam bagi para tenaga penjual di PT. Astra International, tersedianya kesempatan untuk meningkatkan kariernya, akan mendorong tenaga penjual untuk bekerja dengan lebih baik sehingga prestasi kerja yang didambakan oleh tenaga penjual itu sendiri dan perusahaan dapat tercapai. Sementara itu adanya kesempatan untuk mengembangkan karir di dalam suatu organisasi memberikan stimulus atau motivasi positif bagi para anggotanya untuk berprestasi lebih baik lagi. Dengan harapan mereka akan dipromosikan.
source: http://salamsuper.com
Komentar