Kaum hawa atau wanita punya kecenderungan lebih cepat stres dan
berubah-ubah suasana hatinya dibanding pria. Sebuah penelitian terkini
menemukan bahwa kondisi mental wanita banyak
dikendalikan oleh aktivitas hormon. Dan biasanya kalau saat menjelang
masa haid kaum wanita suka marah-marah tidak jelas.
Penelitian yang dilakukan di USA membantu menjelaskan bagaimana cara laki-laki dan perempuan dalam mengendalikan emosi. Penelitian ini meneliti kondisi hormon stres yang disebut corticotropinreleasing factor (CRF).
Hormon CRF merupakan hormon yang mengontrol reaksi tubuh terhadap stres dan kondisi kejiawaan. Perempuan dua kali lipat lebih rentan mengalami gangguan yang berhubungan dengan stres ketimbang laki-laki. Studi yang telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Molecular Psychiatry ini, mengungkapkan bahwa sel-sel otak perempuan menginginkan dosis CRF yang lebih rendah dibanding pria. Hormon CRF lebih erat terikat pada protein stres sel-sel otak perempuan, sehingga membuatnya lebih sensitif terhadap dampak dari perubahan hormon tersebut. Sedangkan pada laki-laki, otak dapat mengurangi kadar hormon, menghentikan hormon dari pengikatan dan mengurangi dampaknya terhadap otak. Sehingga anti CRF yang digunakan sebagai obat untuk perawatan depresi harus mempertimbangkan perbedaan antara pria dan wanita untuk dosisnya.
Penelitian yang dilakukan di USA membantu menjelaskan bagaimana cara laki-laki dan perempuan dalam mengendalikan emosi. Penelitian ini meneliti kondisi hormon stres yang disebut corticotropinreleasing factor (CRF).
Hormon CRF merupakan hormon yang mengontrol reaksi tubuh terhadap stres dan kondisi kejiawaan. Perempuan dua kali lipat lebih rentan mengalami gangguan yang berhubungan dengan stres ketimbang laki-laki. Studi yang telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Molecular Psychiatry ini, mengungkapkan bahwa sel-sel otak perempuan menginginkan dosis CRF yang lebih rendah dibanding pria. Hormon CRF lebih erat terikat pada protein stres sel-sel otak perempuan, sehingga membuatnya lebih sensitif terhadap dampak dari perubahan hormon tersebut. Sedangkan pada laki-laki, otak dapat mengurangi kadar hormon, menghentikan hormon dari pengikatan dan mengurangi dampaknya terhadap otak. Sehingga anti CRF yang digunakan sebagai obat untuk perawatan depresi harus mempertimbangkan perbedaan antara pria dan wanita untuk dosisnya.
Komentar