Minuman berenergi (energy drink) adalah sejenis minuman ringan (soft drink) yang mengandung kafein dan zat stimulan lainnya seperti efedrin, guarana, dan ginseng. Minuman ini tidak mengandung lebih banyak kalori dibanding minuman ringan, namun dipercaya dapat meningkatkan stamina bagi orang yang meminumnya. Sebelum masuk pada judul diatas kita coba kenali salah satu nama yang biasa digunakan, yaitu Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan kafein 1% dalam air).
Sebagian besar minuman berenergi mengandung kafein, yang apabila dikonsumsi dalam dosis tinggi akan menyebabkan berbagai macam efek samping berjangka waktu pendek. Kandungan kafein per botol minuman berenergi sangat bervariasi, dari 50 mg hingga 505 mg. Oleh karena itu, seseorang dapat saja minum terlalu banyak kafein. Rekasi normal yang terjadi apabila terlalu banyak kafein yang masuk ke tubuh meliputi meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, dehidrasi (pada beberapa kasus), sakit kepala, serta kesulitan tidur. Kematian akibat kafein dosis tinggi juga pernah dilaporkan sebanyak 4 kasus.
Jangan pernah meminum “energy drink” pada kondisi dimana tubuh beraktifitas yang mengeluarkan banyak keringat, karena efek diuretik kafein akan menyebabkan dehidrasi. Jangan pula meminum minuman berenergi untuk mengimbangi efek samping alkohol. Ada beberapa orang yang meminum “energy drink” untuk membantu memulihkan efek mengantuk yang ditimbulkan oleh alkohol. Hal ini sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan keracunan kafein. Di bawah pengaruh alkohol, Anda akan minum terlalu banyak kafein. Anda juga harus paham bahwa kafein tidak mengurangi kadar alkohol dalam tubuh, sehingga apabila efek merangsang/waspada dari kafein menghilang, Anda akan dihadapkan pada efek mengantuk dari alkohol yang belum hilang.
Begitupun juga dengan konsumsi minuman berenergi (semisal kratingdaeng, M-150, dan produk sejenisnya). Orang mungkin terpikat dengan namanya dan meminumnya untuk membangkitkan tenaga. Tetapi harus diketahui minuman berenergi berbeda dengan minuman sumber energi. Suatu bahan pangan layak disebut sumber zat gizi tertentu apabila kandungan zat gizi yang diklaimnya sekurang-kurangnya 10% dari kecukupan gizi yang dianjurkan. Jadi suatu produk minuman dapat disebut sebagai sumber energi bila dalam satu takaran saji mengandung sekurang-kurangnya 250-280 kkal. Sebagai gambaran kecukupan energi pria dewasa usia 20-45 tahun adalah sebesar 2.800 kkal/hari, sedangkan usia 46-59 tahun adalah 2.500 kkal/hari. Sedangkan kontribusi minuman berenergi terhadap pemenuhan kebutuhan energi khususnya pria dewasa adalah berkisar 7-15% bila dikonsumsi 2-3 kali sehari atau kandungan energinya berkisar 100-112 kkal untuk satu takaran saji (150 ml/botol). Dari perhitungan ini diketahui bahwa minuman berenergi belum termasuk dalam golongan minuman sumber energi.
Jika melihat dari komposisinya maka yang perlu diwaspadai dari minuman berenergi adalah kandungan kafeinnya. Dengan dosis 100-150 mg kafein (batas aman konsumsi manusia) efek yang diberikan pada takaran ini adalah dapat meningkatkan kesadaran sehingga orang selalu terjaga. Sedangkan dosis anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara dengan 100-150 mg kafein seharinya. Hal ini sebenarnya beresiko terutama bila konsumsi dari minuman berenergi masih disertai dengan minum kopi. Disatu sisi kafein merupakan senyawa yang bermanfaat bagi manusia diantaranya meningkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi suatu minuman. Tetapi di sisi lain kafein juga diketahui merupakan senyawa beracun, yang dapat menganggu kesehatan manusia jika dikonsumsi secara berlebihan, karena pada dasarnya suatu yang berlebihan memang tidak baik bukan ??
Sumber: http://www.apoteker.info; http://tyha13.blogspot.com
Sebagian besar minuman berenergi mengandung kafein, yang apabila dikonsumsi dalam dosis tinggi akan menyebabkan berbagai macam efek samping berjangka waktu pendek. Kandungan kafein per botol minuman berenergi sangat bervariasi, dari 50 mg hingga 505 mg. Oleh karena itu, seseorang dapat saja minum terlalu banyak kafein. Rekasi normal yang terjadi apabila terlalu banyak kafein yang masuk ke tubuh meliputi meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, dehidrasi (pada beberapa kasus), sakit kepala, serta kesulitan tidur. Kematian akibat kafein dosis tinggi juga pernah dilaporkan sebanyak 4 kasus.
Jangan pernah meminum “energy drink” pada kondisi dimana tubuh beraktifitas yang mengeluarkan banyak keringat, karena efek diuretik kafein akan menyebabkan dehidrasi. Jangan pula meminum minuman berenergi untuk mengimbangi efek samping alkohol. Ada beberapa orang yang meminum “energy drink” untuk membantu memulihkan efek mengantuk yang ditimbulkan oleh alkohol. Hal ini sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan keracunan kafein. Di bawah pengaruh alkohol, Anda akan minum terlalu banyak kafein. Anda juga harus paham bahwa kafein tidak mengurangi kadar alkohol dalam tubuh, sehingga apabila efek merangsang/waspada dari kafein menghilang, Anda akan dihadapkan pada efek mengantuk dari alkohol yang belum hilang.
Begitupun juga dengan konsumsi minuman berenergi (semisal kratingdaeng, M-150, dan produk sejenisnya). Orang mungkin terpikat dengan namanya dan meminumnya untuk membangkitkan tenaga. Tetapi harus diketahui minuman berenergi berbeda dengan minuman sumber energi. Suatu bahan pangan layak disebut sumber zat gizi tertentu apabila kandungan zat gizi yang diklaimnya sekurang-kurangnya 10% dari kecukupan gizi yang dianjurkan. Jadi suatu produk minuman dapat disebut sebagai sumber energi bila dalam satu takaran saji mengandung sekurang-kurangnya 250-280 kkal. Sebagai gambaran kecukupan energi pria dewasa usia 20-45 tahun adalah sebesar 2.800 kkal/hari, sedangkan usia 46-59 tahun adalah 2.500 kkal/hari. Sedangkan kontribusi minuman berenergi terhadap pemenuhan kebutuhan energi khususnya pria dewasa adalah berkisar 7-15% bila dikonsumsi 2-3 kali sehari atau kandungan energinya berkisar 100-112 kkal untuk satu takaran saji (150 ml/botol). Dari perhitungan ini diketahui bahwa minuman berenergi belum termasuk dalam golongan minuman sumber energi.
Jika melihat dari komposisinya maka yang perlu diwaspadai dari minuman berenergi adalah kandungan kafeinnya. Dengan dosis 100-150 mg kafein (batas aman konsumsi manusia) efek yang diberikan pada takaran ini adalah dapat meningkatkan kesadaran sehingga orang selalu terjaga. Sedangkan dosis anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara dengan 100-150 mg kafein seharinya. Hal ini sebenarnya beresiko terutama bila konsumsi dari minuman berenergi masih disertai dengan minum kopi. Disatu sisi kafein merupakan senyawa yang bermanfaat bagi manusia diantaranya meningkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi suatu minuman. Tetapi di sisi lain kafein juga diketahui merupakan senyawa beracun, yang dapat menganggu kesehatan manusia jika dikonsumsi secara berlebihan, karena pada dasarnya suatu yang berlebihan memang tidak baik bukan ??
Sumber: http://www.apoteker.info; http://tyha13.blogspot.com
Komentar