Pada usia tiga tahun anak mulai mengenal apa yang disebut dengan peran jenis kelamin (gender role), yaitu kesadaran tentang apa yang lazim dilakukan laki-laki dan perempuan.
Dasar dari pengetahuan peran jenis ini adalah pengenalan identitas kelamin.
Kesadaran ini juga yang kelak akan membuat anak menentukan hidupnya dan memilih pekerjaan. Lalu, bagaimana anak mengenal peran jenis kelaminnya?
Biasanya ada dua cara. Pertama, belajar dari orangtua (sebagai figur yang paling dekat) dan teman-teman sejenisnya. Anak laki-laki meniru tingkah laku ayah atau figur penggantinya seperti kakek atau paman. Dalam psikologi, perkembangan ini disebut imitasi. Mereka juga belajar tentang peran jenis dengan meniru tindakan atau apa yang dilakukan oleh sesama anak laki-laki.
Kedua, anak belajar peran jenis dari lawan jenisnya. Anak laki-laki tahu tentang apa yang diharapkan untuk dilakukan anak perempuan dari melihat tingkah ibunya dan apa yang dilakukan oleh anak perempuan. Dengan memahami peran dari lawan jenisnya ia jadi tahu peran apa yang diharapkan dari jenis kelaminnya sendiri.
Mungkin sering kita dengar bagaimana anak-anak mengungkapkan pengenalan mereka tentang peran jenis kelamin. “Hei, kamu ’kan cewek, masa main robot-robotan?”
Ketika di pertokoan atau di taman bermain, kadang kita menjumpai anak-anak yang menunjukkan dengan jelas bagaimana mereka melakukan imitasi. Misalnya, anak laki-laki menirukan gaya jalan ayahnya secara persis. Anak perempuan biasanya ingin memakai lipstik dan kutek seperti ibunya.
Komentar