Orang yang menghabiskan waktu dengan
duduk selama 11 jam atau lebih, memiliki risiko 40 persen lebih besar
meninggal dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, terlepas dari apakah
Anda aktif secara fisik atau tidak. "Bukti mengenai efek buruk duduk terlalu
lama terhadap kondisi kesehatan telah bermunculan selama beberapa tahun
terakhir," kata peneliti studi, Hidde van der Ploeg, seorang peneliti
senior dari University of Sydney.
Dalam kajiannya, peneliti juga menemukan bahwa sebanyak 62 persen dari peserta penelitian mengaku memiliki berat badan yang berlebihan atau obesitas. Sementara itu, hampir 87 persen mengaku sedang berada dalam kondisi kesehatan yang baik, dan seperempat lainnya mengatakan menghabiskan setidaknya 8 jam untuk duduk setiap hari.
Van der Ploeg menjelaskan, mereka yang duduk terlalu lama akan mengalami kenaikan risiko kematian hingga dua kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun ke depan dibandingkan mereka yang jarang duduk atau bergaya hidup aktif. Sedangkan di antara orang dewasa yang tidak aktif dan duduk terlalu lama, risikonya sepertiga lebih besar meninggal ketimbang mereka yang jarang duduk.
Dari penelitian juga terungkap, peserta rata-rata menghabiskan 90 persen waktu luangnya dengan duduk, dan kurang dari 50 persen yang memenuhi rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan aktivitas fisik selama 150 menit setiap minggunya. Oleh sebab itu, Van der Ploeg menyarankan pekerja kantoran untuk bergaya hidup lebih aktif.
"Carilah cara untuk mengubah kebiasaan duduk yang terlalu lama. Cobalah untuk lebih banyak berdiri atau berjalan jika memungkinkan," ujarnya.
Van der Ploeg mengakui keterbatasan temuannya tersebut. Ia menegaskan bahwa temuan ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat dan mengatakan perlu studi lebih lanjut untuk mereplikasi temuan dan lebih berfokus pada pengaruh duduk terhadap pengembangan kondisi seperti diabetes, kanker dan penyakit jantung.
"Semua penelitian ini ke depannya akan menginformasikan kepada kami tentang hubungan yang tepat antara duduk dan kondisi kesehatan, yang pada akhirnya akan menghasilkan rekomendasi kesehatan masyarakat seperti yang sudah kita miliki seperti misalnya untuk aktivitas fisik," tutupnya.
Dalam kajiannya, peneliti juga menemukan bahwa sebanyak 62 persen dari peserta penelitian mengaku memiliki berat badan yang berlebihan atau obesitas. Sementara itu, hampir 87 persen mengaku sedang berada dalam kondisi kesehatan yang baik, dan seperempat lainnya mengatakan menghabiskan setidaknya 8 jam untuk duduk setiap hari.
Van der Ploeg menjelaskan, mereka yang duduk terlalu lama akan mengalami kenaikan risiko kematian hingga dua kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun ke depan dibandingkan mereka yang jarang duduk atau bergaya hidup aktif. Sedangkan di antara orang dewasa yang tidak aktif dan duduk terlalu lama, risikonya sepertiga lebih besar meninggal ketimbang mereka yang jarang duduk.
Dari penelitian juga terungkap, peserta rata-rata menghabiskan 90 persen waktu luangnya dengan duduk, dan kurang dari 50 persen yang memenuhi rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan aktivitas fisik selama 150 menit setiap minggunya. Oleh sebab itu, Van der Ploeg menyarankan pekerja kantoran untuk bergaya hidup lebih aktif.
"Carilah cara untuk mengubah kebiasaan duduk yang terlalu lama. Cobalah untuk lebih banyak berdiri atau berjalan jika memungkinkan," ujarnya.
Van der Ploeg mengakui keterbatasan temuannya tersebut. Ia menegaskan bahwa temuan ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat dan mengatakan perlu studi lebih lanjut untuk mereplikasi temuan dan lebih berfokus pada pengaruh duduk terhadap pengembangan kondisi seperti diabetes, kanker dan penyakit jantung.
"Semua penelitian ini ke depannya akan menginformasikan kepada kami tentang hubungan yang tepat antara duduk dan kondisi kesehatan, yang pada akhirnya akan menghasilkan rekomendasi kesehatan masyarakat seperti yang sudah kita miliki seperti misalnya untuk aktivitas fisik," tutupnya.
Komentar