Langsung ke konten utama

Hindarkan Anak Dari Bahaya Televisi

Kekerasan sudah menjadi menu harian di televisi di ruang keluarga kita. Mulai dari berita tindakan anarkis para demonstran hingga acara kriminal, tayangan film-film asing pun tidak lepas dari adegan adu jotos, adu tembak, hingga darah yang muncrat sebagai hiburan.
Tayangan ini Berbahaya bagi anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan. Kecenderungan meniru dari lingkungan bila tidak dibarengi arahan dari orang tua bisa mengakibatkan hal yang fatal. Apalagi lingkungan yang paling akrab bagi anak adalah televisi. Contohnya beberapa waktu lalu, akibat meniru adegan dalam tayangan televisi smack down, seorang anak meninggal dan seorang anak lain mengalami patah tulang. Masyarakat pun mulai sadar,dan mendesak agar tayangan tersebut dihentikan guna menghindari jatuhnya korban lagi.
Namun, kekerasan masih ada di televisi, coba lihat saja tayangan sinetron yang tiap hari kita tonton, adegan membentak, mata melotot, menampar dan meneriakkan kata makian “dasar gembel” sudah menjadi hal wajar. Tentu saja ini akan membawa pengaruh buruk bagi anak ketika sudah terbiasa melihat adegan kekerasan. Bagi orang dewasa pengaruhnya mungkin ada di alam bawah sadarnya. Sungguh naif sekali, untuk sebuah bangsa yang mengaku dan merasa sebagai bangsa yang ramah dan berbudaya adiluhung.

Bagaimana media dapat memberikan efek yang sangat buruk dari tayangan kekerasan kepada pemirsana, setidaknya ada tiga penjelasan yang menarik berikut;
1. Media memudahkan orang untuk mempelajari cara-cara baru kekerasan yang kemungkinan besar tidak terpikirkan sebelumnya. Kekerasan dalam film yang bersifat fiksi maupun yang nyata ditayangkan oleh media kemudian ditiru oleh orang lain di tempat lain dengan harapan akan mendapatkan hasil yang serupa.
2. Berkurang atau hilangnya kepekaan terhadap kekerasan itu sendiri. Sebuah studi menunjukkan, akibat dari banyaknya menonton tayangan kekerasan, orang tidak lagi mudah merasakan penderitaan atau rasa sakit yang dialami orang lain (Baron, 1974 dalam Baron & Byrne,2000).

Secara biologis, ketika menonton tayangan yang menyakitkan atau kekerasan, aktivitas otak akan bergerak dari ranah bahasa di otak kiri ke otak kanan yang mendominasi proses emosi dan pengkodean gambaran visual. Itu sebabnya menonton memberi dampak emosional yang lebih kuat dari pada membaca. Jika hal ini terlalu banyak, maka kita akan menjadi kebas dan tidak peka lagi dengan kekerasan (Flora, 2004).
Sejak era kebebasan pers, kita bisa lebih bebas dalam pemilihan tayangan. Seiring dengan itu, kekerasan pun merebak, berita mulai didominasi dengan tindakan-tindakan anarkis yang tidak jarang bersumber dari sesuatu yang sepele. Masyarakat menjadi sangat mudah disulut api kekerasan. Sayangnya, televisi pun makin getol dengan adegan kekerasan bahkan sebagai hiburan. Coba telusuri program serangkaian film asing yang dijanjikan akan diputar dalam satu bulan, sulit sekali menemukan film keluarga yang bisa menciptakan senyum, tawa, perasaan santai, melepas beban rutinitas dan mendapatkan perasaan yang positif.
Padahal banyak sekali film yang mengedepankan nilai-nilai kehidupan dari hal kecil seperti perasaan seorang anak di tengah kesibukan orangtua yang disajikan begitu santun, mengelitik, tanpa didominasi teriakan amarah. Mrs. Doubtfire, salah satunya yang sudah berulang kali ditayangkan oleh televisi kita, dan masih banyak lagi yang lain yang semestinya bisa ditampilkan ketimbang film-film yang lebih banyak memamerkan kekerasan. Lebih tidak masuk akal lagi, sinetron-sinetron yang bernuansa agama pun diwarnai dengan umpatan, saling pukul dan saling tampar.
3. Pengiklan menganggap tayangan kekerasan lebih menjual. Bushman dan Bonacci (2002, dalam Gunter, Furnham & Pappa,2005) menemukan betapa kuatnya pengaruh tayangan kekerasan terhadap penontonnya. Studi mereka menunjukkan bahwa iklan yang menampilkan kekerasan akan semakin mudah diingat ketika ditampilkan di program televisi kekerasan. Hal ini dikarenakan tayangan tersebut mendukung dan memudahkan penonton untuk mengingat iklan yang juga berisi adegan kekerasan.
Cukup aneh, bukankah seharusnya periklanan justru mendorong tayangan non kekerasan? Ataukah dengan tidak tertangkapnya isi iklan dengan baik oleh penonton kemudian menjadi nilai tersendiri bagi iklan tersebut? Kemungkinan, iklan akan memetik keuntungan dengan tidak telitinya penonton dan hanya menangkap bagian tertentu dari iklan tersebut. Hal ini sangat menarik untuk dilakukan studi lebih lanjut, termasuk di Indonesia.

Bagaimana Memanfaatkan Televisi ?
Televisi hanyalah sebuah kotak ajaib yang bisa dimatikan atau dibuang, bisa sebagai sumber malapetaka atau sumber pengetahuan. Kendali utama mestinya tetap pada pencipta televisi, yakni manusia. Masyarakat dan para orang tua wajib untuk mampu mandiri dalam menilai, menyaring serta proaktif terhadap tayangan di televisi. Kepekaan itu harus diciptakan, jangan sampai kelak generasi muda menjadi tidak sensitif terhadap kekerasan hingga menjadi bangsa Bar-Bar. Semua kalangan termasuk kalangan perguruan tinggi, asosiasi sosial dan kelompok masyarakat lain di samping individu yang berdiri sendiri.
Banyaknya bukti dampak tayangan kekerasan hendaknya menjadi informasi tambahan untuk mengkaji ulang perilaku kita dalam menonton televisi. Sudahkah kita menjadikan televisi sebagai pilihan di antara banyak pilihan aktivitas positif lain dalam melepas kepenatan, atau televisi yang menguasai setiap detik kehidupan kita?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MERAWAT SANSIVERA

Tanaman Sansivera biasa juga disebut lidah mertua ini adalah favorit pecinta indoor plant. Tanaman yang satu ini karakternya cenderung menyukai kondisi kering daripada lembab. Karana punya sifat ini membuat sansiviera relatif tahan lebih lama berada dalam ruangan. Kunci utama agar tanaman ini mampu berumur panjang, adalah media tanam yang tepat. Pilih media tanam berupa pasir, sekam, pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 2:2:0,5:1. Anda juga bisa menggunakan formula media tanam berupa pasir, sekam bakar, dan pakis, dengan perbandingan 1:1:1. Atau media berupa arang tumbuk, sekam mentah, kompos daun, cocopeat, dengan sedikit tanah. Media tanam ini akan menjamin kelancaran drainase sehingga suasana tidak lembap. Jangan lupa, beri styrofoam, kerikil kasar, pecahan genting/ bata di dasar pot untuk mengurangi risiko media menjadi padat dan menyimpan air terlalu banyak. Dan bila pertumbuhan tanaman mulai lambat atau media sudah mulai padat, lakukan penggantian media atau lakuka

Tips Hilangkan Noda Hitam di Ketiak

Ketiak hitam bikin kaum hawa tidak pede pakai pakaian tapa lengan karena warna daerah ketiak kamu gelap atau menghitam. Rajin mandi, sering menggosok dengan scrub masih saja ketiak ada noda hitam. Kalau kamu tahu, sebenarnya setiap kita mencukur bulu ketiak atau mencabut ketiak dan menggunakan deodorant secara berlebihan akan memicu ketiak menjadi gelap. Karena, setiap ketiak kamu tidak berbulu atau tidak memiliki perlindungan keringat tubuh kamu serta deodorant yang kamu kenakan bercampur sehingga menimbulkan penumpukan kotoran dan menyebabkan penebalan kulit, hal itulah yang membuat ketiak kamu menjadi gelap. So semua pasti ada solusinya seperti dibawah ini: 1. Siapkan buah lemon dan ketimun, kemudian peras buah lemon dan ambil sarinya. Parut ketimun dan campur dengan perasan lemon tersebut, aduk rata. Tambahkan sedikit parutan kunyit kedalamnya dan aduk. Setelah tercampur rata bubuhkan pada ketiak kamu dan diamkan selama 20 menit lalu bilas dengan air hangat. 2. Setiap habis mand

Jaga Kecantikan Dengan Lidah Buaya

Bentuk tumbuhan lidah buaya mungkin memang sederhana dan tak menarik. Tapi jangan salah, si lidah buaya ini ternyata punya manfaat yang banyak sekali, baik untuk kecantikan maupun kesehatan. Ada lebih dari 200 jenis tumbuhan lidah buaya ( Aloe vera ), tapi sebenarnya hanya lima jenis yang dipertimbangkan memiliki manfaat untuk kesehatan atau digunakan untuk produk-produk kecantikan, yakni Aloe Barbadensis Miller, Aloe Perryi Baker, Aloe Ferox , Aloe Arborescens dan Aloe Saponaria . Semakin tua tumbuhan lidah buaya semakin memberi manfaat untuk nutrisi maupun pengobatan. Gel lidah buaya seringkali digunakan untuk mengobati luka gores, tersayat, gigitan serangga dan ruam. Manfaat lidah buaya untuk kesehatan sebenarnya sudah dikenal sejak dahulu kala. Menurut catatan sejarah mengindikasikan penggunaan lidah buaya untuk bahan pengobatan telah digunakan sejak 1.500 SM. Lidah buaya diduga juga jadi bahan rahasia kecantikan Cloepatra dan disebutkan dalam al kitab beberapa kali. Manfaat